1 Datakualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalambentuk deskripsi. Contoh data ciri Datakuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasilpengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalambentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang PenarikanKesimpulan Penarikankesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatupenelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulanbukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untukmenuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harusmemiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis. Ada2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterimadan hipotesis ditolak. Adabeberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapatotoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba Trial and Error,metode a priori dan Pendapat Otoritas Pendapat otoritas ilmiah berasal dariorang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orangyang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandangbenar. Kadang-kadangada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yangmempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percayabahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarangdipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainyaberbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telahsekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yangmemiliki wewenang. b. Pengalaman Untukmemperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakanpengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakanpengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orangtuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalupatuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orangtuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkanprestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orangtuanya. Pengalamanmemang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritisbisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilihkue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akanmemilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkinisinya barang yang tak berharga. c. PenemuanCoba-coba Trial and Error Penemuan secara kebetulan banyak terjadi danbanyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasibumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes,menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Adaseorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya padawaktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kinayang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di perolehtanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimatidan terkendali. Penemuancoba-coba trial and error di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatukondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnyamerupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuksuatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukanserangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidakterkontrol. d. MetodeA Priori Metodaa priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukanpendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung didapatdengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang. Dalil-dalil dankesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasanyang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. C. Memahami Metode Ilmiah. Perkembanganpola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia kurang lebih 650SM dimanaorang percaya pada mitos, ramalan asibberdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itumereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain 1. Prasangaka Yaitu suatuanggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadangmalah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwahujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada dilangit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. 2. Intuisi Yaitu suatupendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulumelalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja munculpendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikiansukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentucocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya seringmenggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang. 3. Trialand error Yaitu metodecoba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kerayang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler,seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat jugameraih pisang dengan menggunakan tongkat. Banyak penemuanhasil “real and error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulitkina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisiensebagai suatu cara untuk mencari kebenaran. Pada zamanYunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau parapenguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahlipiker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaranyang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihatmatahari terbit dari timur lalu terbenam dari barat. Maka masuk akallah biladikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengancara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bilapengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu 1. Objektif Artinyapengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian ataudibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokohperintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaanyang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkanpada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles danhendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya Galileo mendambakan kebenaranyang objektif atas dasar empiri. 2. Metodik Artinyapengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol. 3. Sitematik Artinyapengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri satudengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnyamerupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Berlaku umum Artinyapengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau olehbeberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang samaakan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh melalui teropongnyaGalileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanyaberlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang samadengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa dibulan ada gunung-gunung. D. Memahami metode ilmiah sebagai dasar IPA mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yangberhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama ataspengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science in Education” menyatakanbahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda. Memangbenar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkanatas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapunindahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidaksesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alamdiselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen,kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnyaatau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selaludidasari oleh suatu hasil pengamatan. Contoh 1. Maxwelltidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainyaFaraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksielektromagnetik. 2. PlanetNeptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak adapengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planetlainnya. Jadidapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh ataudisususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasieksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dandemikiana seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metodeilmiah. Metodeilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatumasalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakandalam IPA. Sejakabad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alamsemesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itudilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis,dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinyaberulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadangbersifat deduktif. Pendekataninduktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan,sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggapbenar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benaritu. Sejakdigunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modernyang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialahGalililoe Galililei 1564-1642, Isaac Newton 1642-1727 dan Robert Boyle1626-16910, sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine LurenteLavoiser 1743-1793. Lavoiser melaluieksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikanbahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan dennganoksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakartersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogistonitu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlakusampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metodeilmiah dalam penelitiannya. Adapunlangkah-langkah didalam metode ilmiah adalah 1. Perumusanmasalah 2. PenyusunanKerangka Berpikir/ Dasar Teori 3. PenarikanHipotesis 4. Eksperimen/Percobaan 5. AnalisisData 6. PenarikanKesimpulan menjadi hasil teori ilmiah DAFTARPUSTAKA Ahmadi,Abu, dkk. 2004. Ilmu Alamiah Rineka Cipta. Darmadi,Hamid. 2012. Metode Non April 2013, 1229]. Nurdiansyah,Dhany. 2013. Pengertian Metode [6 April2013, 1302] Purnama,Heri. 2008. Ilmu Alamiah Rineka Cipta.
Metode non ilmiah juga memiliki nilai dan kegunaannya sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, seperti seni, budaya, dan agama: 1. Ekspresi Kreatif: Metode non ilmiah memungkinkan orang untuk mengungkapkan kreativitas dan ekspresi pribadi melalui 2. Penghargaan terhadap Keanekaragaman: Metode non
SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Perbedaan metode ilmiah dengan metode non ilmiah? INI JAWABAN TERBAIK 👇 1. Metode ilmiah adalah metode sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan Metode tidak ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun, untuk menyelesaikan masalah tersebut, ia hanya mengandalkan pendapat atau asumsi para pemikir atau penguasa yang dianggap benar. Namun, asumsi ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya.Penulis Lihat Foto Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah serangkaian proses yang digunakan untuk mencari serta mengembangkan ilmu pengetahuan. (KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri) Sumber Britannica, KBBI Daring Cari soal sekolah lainnyaPengertian Karya Ilmiah Dan Non Ilmiah. Ilmiah dan non ilmiah adalah sebuah bagian daripada pedekatan sekaligus pengetahuan dalam sistem kepenulisan dan berfikir. Salah satu perbedaan karya tulis ilmiah dan non ilmiah adalah hipotesisnya. √ Pengertian Karya Non Ilmiah, Ciri, Sifat, Macam, Struktur, dan Contohnya from Menurut brotowodjoyo, karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menampilkan fakta. Penulisan karya ilmiah yaitu objektif, di sampaikan dengan gaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah memiliki beberapa ciri, yang diantaranya sebagai berikut ini Penulisan Karya Ilmiah Yaitu Objektif, Di Sampaikan Dengan Gaya. Arti dari reproduktif, berarti karya ilmiah yang dibuat oleh seorang peneliti atau penulis harus dapat. Penelitian ilmiah dan penelitian non ilmiah, serta perbedaan di antara keduanya. Contoh karya tulis non ilmiah dari dogeng. Suatu Karya Ilmiah Scientific Paper Adalah Laporan Tertulis Dan Dipublikasi Yang Memaparkan Hasil Penelitian Atau Pengkajian Yang Telah Dilakukan Oleh. Ditulis berdasarkan penalaran yang logis sehingga apa yang ditulis. Pengertian karya ilmiah menurut para ahli 1. Karya tulis ilmiah sangat bergantung pada. Artikel Non Ilmiah Pada Umumnya Adalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah memiliki beberapa ciri, yang diantaranya sebagai berikut ini Salah satu perbedaan karya tulis ilmiah dan non ilmiah adalah hipotesisnya. Karya ilmiah formal dan non formal. Maka, Di Sini Saya Akan Mengulas Materi Artikel Non Ilmiah Dalam ilmu bahasa ada tiga jenis esai yang diproduksi oleh seseorang atau sekelompok penulis untuk. Metode ilmiah dan non ilmiah. Karya ilmiah formal adalah bentuk tulisan ilmiah yang sistematika. Karya Ilmiah Dalam Bahasa Inggris Dikenal Dengan Scientific Paper Adalah Penulisan Laporan Tertulis Dan Diterbitkan Yang Memaparkan Tentang Hasil Dari. Berdasarkan pengertiannya, karya ilmiah memiliki beberapa ciri antara lain Menurut brotowodjoyo, karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menampilkan fakta. 6 jenis karya non ilmiah dan penjelasannya.
MetodeIlmiah: Pengertian dan Langkah-Langkahnya | Kimia Kelas 10. Tedy Rizkha Heryansyah Agu 3, 2022 • 7 min read. Konsep Pelajaran. SMA. Kelas 10. Kimia X. Artikel Kimia kelas X ini akan menjelaskan tentang pengertian metode ilmiah serta apa saja langkah-langkah metode ilmiah. --. Ketika kita ingin menemukan jawaban atas permasalahan sains
Karlina 114020084 Manajemen C Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon METODE ILMIAH DAN METODE NON ILMIAH A. Pengertian Metode Ilmiah dan Non Ilmiah 1. Metode Ilmiah Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat dipisahkan. Metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Seperti Perumusan masalah, Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori, Penarikan Hipotesis, Eksperimen/Percobaan, Analisis Data, Penarikan Kesimpulan. 2. Metode Non Ilmiah Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. B. Perbedaan Metode Ilmiah dan Non Ilmiah 1. Metode Ilmiah Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut a. Perumusan masalah Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut. b. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung observasi di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis. c. Penarikan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti melalui eksperimen. d. Eksperimen/Percobaan Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan. Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikut a. Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen. b. Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas. c. Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. e. Analisis Data Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut 1. Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi. 2. Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Data kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain. f. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis. Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak. 2. Metode Non Ilmiah Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba Trial and Error, metode a priori dan sebagainya. a. Pendapat Otoritas Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar. Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang. b. Pengalaman Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya. Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak berharga. c. Penemuan Coba-coba Trial and Error Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali. Penemuan coba-coba trial and error di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol. d. Metode A Priori Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang. Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. C. Memahami Metode Ilmiah Perkembangan pola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia kurang lebih 650SM dimana orang percaya pada mitos, ramalan asib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain 1. Prasangaka Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada di langit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. 2. Intuisi Yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang. 3. Trial and error Yaitu metode coba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat. Banyak penemuan hasil “real and error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran. Pada zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahli piker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihat matahari terbit dari timur lalu terbenam dari barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu 1. Objektif Artinya pengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokoh perintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkan pada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya itu. Singkatnya, Galileo mendambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri. 2. Metodik Artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol. 3. Sitematik Artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Berlaku umum Artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh melalui teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang sama dengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung. D. Memahami Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Kedua perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen, kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya atau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan. Contoh 1. Maxwell tidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainya Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik. 2. Planet Neptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya. Jadi dapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikiana seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA. Sejak abad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alam semesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini kebenarannya. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadang bersifat deduktif. Pendekatan induktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan, sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar itu. Sejak digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modern yang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialah Galililoe Galililei 1564-1642, Isaac Newton 1642-1727 dan Robert Boyle 1626-16910, sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine Lurente Lavoiser 1743-1793. Lavoiser melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikan bahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan denngan oksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakar tersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang sebelumnya. Berdasarkan penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogiston itu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlaku sampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metode ilmiah dalam penelitiannya. Adapun langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah 1. Perumusan masalah 2. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori 3. Penarikan Hipotesis 4. Eksperimen/Percobaan 5. Analisis Data 6. Penarikan Kesimpulan menjadi hasil teori ilmiah Secara umum, penilitian dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis berjenjang atau berurutan dan logis. Tahapan-tahapannya sitematis, bukan acak. Dalam penelitian, langkah dengan menggunakan metode ilmiah tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut. 1. Mengenali dan menentukan masalah yang akan diteliti. 2. Mengkaji teori yang sudah ada yang relevan dengan masalah yang hendak diteliti. 3. Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian. 4. Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut. 5. Mengumpulkan data dengan menggunakan prosedur yang mengacu pada desain penelitian. 6. Menganalisis data. 7. Menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian, suatu penarikan kesimpulan yang tidak menggunakan pendekatan atau metode ilmiah dapat dikatakan tidak sah. Kenapa? Hal ini perlu disadari oleh peneliti pemula karena dalam praktik ada beberapa prosedur dasar dalam penarikan kesimpulan yang tampak sah ternyata justru sebaliknya, tidak sah karena pendekatan yang ia gunakan bukan pendekatan ilmiah. Jika prosesnya tidak sah maka produk yang dihasilkan juga tidak sah secara ilmiah. Suatu produk penelitian dalam hal ini pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah paling tidak mempunyai beberapa karakteristik, antara lain 1. Objektif 2. Bahasa jelas 3. Dapat diverifikasi, dan 4. Empirik Bagi orang awam, pengertian objektif adalah lawan dari subjektif, tidak bias, dan terbuka terhadap kritik. Dari sudut pandang prosedural dalam rangkaian proses penelitian, kata objektif ini mengacu pada prosedur pengumpulan dan analisis data sehingga si peneliti tidak mungkin menginterpretasikan hasil penelitiannya secara salah. Dengan kata lain, jika ada orang lain melakukan penelitian tersebut dengan prosedur seperti yang ia lakukan maka hasil yang diperoleh akan sama. Objektivitas ini sangat penting dalam penelitian dan deskripsi prosedur perlu sejelas mungkin agar terbuka peluang bagi peneliti lain untuk mereplikasi penelitian tersebut. Kadar objektivitas dalam banyak hal ditentukan oleh objek dan tempat penelitian. Contohnya, kadar objektivitas penelitian fisika di laboratorium relatif lebih tinggi daripada penelitian biologi di lapangan atau di kebun percobaan. Yang perlu disadari adalah bahwa masalah objektivitas bukan merupakan hal yang mudah karena penelitian sosial bukan dilakukan terhadap benda mati melainkan kepada manusia yang mempunyai perilaku berubah-ubah/sukar diramal. Oleh karenanya diperlukan kecermatan yang tinggi jika hasil yang diharapkan kelak ingin benar-benar dapat dipercaya. Kejelasan atau akurasi merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Dalam penelitian banyak sekali bahasa atau istilah teknis yang mungkin hanya dikenali oleh orang-orang tertentu. Bahasa yang digunakan harus jelas dan tepat. Salah satu cara untuk mengindahkan prinsip kejelasan berbahasa ini adalah membuat definisi operasional istilah yang digunakan sehingga orang lain tidak salah dalam menangkap makna yang ingin dituangkan dalam laporan penelitian. Aspek ketiga adalah keterbukaan untuk diverifikasi. Ini berkaitan erat dengan dua aspek sebelumnya. Bila kedua aspek tersebut diindahkan, maka baik desain maupun hasil penelitian tersebut bersifat terbuka dan dapat ditindaklanjuti baik dalam bentuk penelitian ulang oleh peneliti lain atau penelitian yang lebih mendalam. Dalam dunia penelitian, hasil replikasi bisa sama, bisa juga berbeda dengan hasil penelitian semula. Istilah keterbukaan untuk diverifikasi disini berarti segala informasi dalam penelitian tersebut terbuka bagi publik untuk direplikasi, ditelaah kembali, dan di kritik, dikonfirmasi atau bahkan ditolak oleh peneliti lain. Aspek keempat, pendekatan yang dilakukan dalam dunia penelitian adalah pendekatan benar oleh orang awam apabila sesuatu itu berjalan baik, tanpa mempertanyakan kembali mengapa sesuatu dianggap benar, karena kalau tidak benar maka tidak akan berjalan baik. Tetapi bagi seorang peneliti, pengertian empiris itu didasarkan pada bukti yang ditunjukkan dengan data. Dimana data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan prosedur yang sistematis serta objektif. Jika para peniliti tidak dapat membedakan antara pendekatan ilmiah dan non ilmiah maka akibatnya akan fatal. Hail jerih payah penelitian tidak akan sah karena tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Irawan 1977 membedakan pendekatan ilmiah dan non ilmiah berdasarkan masalah yang dirumuskan, jawaban yang diberikan, proses pengumpulan dan analisis data serta penyimpulan hasil dan pemanfaatan hasil. Perhatikan tabel berikut agar pembaca lebih memahami perbedaan pendekatan ilmiah dan non-ilmiah. Tabel Perbedaan Pendkatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah Metode Ilmiah Metode Non-Ilmiah Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti Permasalahan yang dipertanyaakan sering tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar Jawaban apapun tidak perlu didukung data Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan kesimpulan Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis
Salah satu perbedaan karya tulis ilmiah dan non ilmiah adalah hipotesisnya. Karya tulis ilmiah sangat bergantung pada analisis serta hipotesis. Sedangkan karya tulis non-ilmiah tidak terlalu membutuhkannya. Menurut Krishandini, dkk dalam buku Bahan Ajar BIPA Tingkat 6 (2021), berikut lima perbedaan karya tulis ilmiah dan non-ilmiah:
. 290 176 216 167 380 307 343 434